Pages

Subscribe:

Monday, May 7, 2012

Task 5 - Simulasi Dynamic Route

Dibawah ini adalah simulasi Dynamic Route dengan menggunakan Cisco Packet Tracer

Lebih lanjut silahkan ambottt disini



Read More..

Task 4 - Simulasi Setting Static Route




Dibawah ini adalah simulasi Setting Static Route dengan menggunakan software simulasi Cisco Packet Tracer

Untuk lebih lanjut silahkan sedot disini

Read More..

Thursday, May 3, 2012

Task 3 - VLAN

VLAN adalah model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan.

Langkah membuat VLAN :
  1. membuat pool ip addres untuk VLAN

    • ip dhcp pool vlan
    • network 192.168.22.0 255.255.255.0
    • default-router 192.168.22.1
    • dns-server 8.8.8.8
  2. membuat trunk interface

    • interface FastEthernet0/1
    • switchport trunk encapsulation dot1q
    • switchport mode trunk
  3. membuat VLAN dan memasang ip addres pada VLAN

    • interface Vlan1
    • description A
    • ip address 192.168.22.1 255.255.255.0
    • no shutdown
  4. memasang ip address pada switch layer 3

    • interface GigabitEthernet0/1
    • no switchport
    • ip address 10.10.10.22 255.255.255.252
  5. membuat route
    • Ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.23
untuk file lengkapnnya bisa di unduh disini
Read More..

Wednesday, March 14, 2012


1.  Core Layer
Pada layer ini bertanggung jawab untu mengirim traffic scara cepat dan andal. Tujuannya hanyalah men-switch traffic secepat mungkin (dipengaruhi oleh kecepatan dan latency). Kegagalan pada core layer dan desain fault tolerance untuk level ini dapat dibuat sbb :
Yang tidak boleh dilakukan :

  • tidak diperkenankan menggunakan access list, packet filtering, atau routing VLAN.
  • tidak diperkenankan mendukung akses workgroup.
  • tidak diperkenankan memperluas jaringan dengan kecepatan dan kapasitas yang lebih besar.
Yang boleh dilakukan :
  • melakukan desain untuk keandalan yang tinggi ( FDDI, Fast Ethernet dengan link yang redundan atau ATM).
  • melakukan desain untuk kecepatan dan latency rendah.
  • menggunakan protocol routing dengan waktu konvergensi yang rendah.
2.  Distribution Layer
Pada layer ini sering disebut juga workgroup layer, merupaan titik komunikasi antara access layer dan core layer. Fungsi utamanya adalah routing, filtering, akses WAN, dan menentukan akses core layer jika diperlukan. Menentukan path tercepat/terbaik dan mengirim request ke core layer. Core layer kemudian dengan cepat mengirim request tersebut ke service yang sesuai.

3.  Access Layer
Pada layer ini menyediakan aksess jaringan untuk user/workgroup dan mengontrol akses dan end user local ke Internetwork. Sering di sebut juga desktop layer. Resource yang paling dibutuhkan oleh user akan disediakan secara local. Kelanjutan penggunaan access list dan filter, tempat pembuatan collision domain yang terpisah (segmentasi). Teknologi seperti Ethernet switching tampak pada layer ini serta menjadi tempat dilakukannya routing statis.
Read More..